
Xabi Alonso Ungkap Penyebab Kekalahan Telak Real Madrid dari Atletico
Xabi Alonso Ungkap Penyebab Kekalahan Telak Real Madrid dari Atletico
Sportsterkini – Kekalahan telak yang dialami Real Madrid dalam laga derby melawan Atletico Madrid menyisakan banyak pertanyaan dari para penggemar dan pengamat sepak bola. Tim asuhan Xabi Alonso tampil di bawah standar, hingga harus menerima hasil pahit dengan skor mencolok pada pertandingan tersebut.
Dalam konferensi pers usai laga, Alonso dengan lugas mengakui bahwa timnya tampil sangat jauh dari level permainan yang diharapkan. Ia menyoroti kurangnya intensitas, fokus, dan ritme sebagai faktor utama penyebab kekalahan.
Kurang Intensitas dan Fokus
Ketika ditanya apa hal yang paling mengkhawatirkannya dari laga tersebut, Alonso tidak ragu untuk berbicara blak-blakan.
“Kami kurang intensitas dan fokus. Bagaimana cara menangkalnya dengan lebih baik. Kami punya ide, tetapi kami perlu mengevaluasinya lebih lanjut. Kami tidak cukup kompetitif. Tidak pada level yang dibutuhkan untuk pertandingan-pertandingan seperti ini, melawan lawan yang setangguh Atletico,” ujar Alonso.
Pelatih asal Spanyol itu menambahkan bahwa dirinya jelas melihat Real Madrid tidak berada dalam performa terbaik. Menurutnya, ritme permainan tim sangat kurang, sehingga mereka kesulitan bersaing sejak menit awal laga.
Reaksi Pemain dan Emosi di Lapangan
Salah satu momen yang juga menjadi sorotan terjadi ketika Franco Mastantuono terlihat frustrasi di akhir pertandingan. Pemain muda tersebut melampiaskan emosinya dengan menendang bola ke arah tribun penonton setelah peluit panjang berbunyi.
Alonso menanggapi insiden itu dengan tenang. “Kami tidak akan membesar-besarkan satu detail. Penjelasannya jelas: kami tidak dalam performa terbaik. Tentu itu menyakitkan, tetapi rasa sakit itu harus kami gunakan sebagai energi positif,” ucap sang pelatih.
Menurut Alonso, kekalahan pahit semacam ini justru bisa menjadi bahan bakar bagi tim untuk belajar dan memperbaiki diri. Ia enggan menganggap reaksi emosional pemainnya sebagai masalah besar, melainkan bukti bahwa para pemain juga merasakan beban kekalahan.
Dibandingkan dengan Kekalahan Era Mourinho
Kekalahan telak dari Atletico ini memunculkan perbandingan dengan momen kelam Real Madrid 15 tahun silam, ketika tim asuhan Jose Mourinho dihajar Barcelona dengan skor 0-5. Namun Alonso menolak narasi yang menyamakan kedua peristiwa ini.
“Itulah yang harus kami hadapi. Saya tidak ingin membandingkannya. Ini adalah kekalahan pertama kami musim ini, kekalahan yang menyakitkan dan membuat kami merasa sangat bertanggung jawab. Kami harus menatap ke depan karena kami baru saja memulai musim,” tegas Alonso.
Baginya, setiap era memiliki konteks berbeda. Real Madrid saat ini masih berada dalam fase pembangunan tim di bawah kepemimpinannya. Karena itu, kekalahan telak kali ini seharusnya dipandang sebagai bagian dari proses, bukan sekadar tragedi.
Bagian dari Proses Pembangunan
Menutup pembicaraan, Alonso menekankan bahwa kalah juga merupakan bagian dari dinamika sebuah tim besar. Proses membentuk skuad kompetitif selalu menghadirkan hari-hari sulit.
“Sebagai bagian dari kemajuan, pembangunan membutuhkan kesabaran. Ada hari-hari yang sulit, dan cara kami bereaksi akan menjadi kunci. Kami masih dalam fase pembangunan,” tutupnya dengan nada optimis.
Alonso ingin Real Madrid menjadikan kekalahan ini sebagai pelajaran penting. Baginya, yang terpenting bukanlah terpaku pada hasil buruk, melainkan bagaimana tim bisa bereaksi lebih kuat untuk laga-laga selanjutnya.
Kesimpulan
Kekalahan dari Atletico memang menyakitkan bagi Real Madrid dan para penggemarnya. Namun Alonso memilih bersikap realistis. Ia menyadari bahwa tim masih belum konsisten di awal musim, dan kekalahan ini adalah peringatan bahwa ada aspek yang harus segera diperbaiki.
Dengan jadwal padat di depan mata, reaksi dan evaluasi Real Madrid usai derby ini akan sangat menentukan arah perjalanan mereka sepanjang musim. Bagi Xabi Alonso, satu kekalahan bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang membangun Real Madrid yang lebih tangguh.